MOHON JANGAN DIBACA !!
Joshua Phasa
Ini adalah kisah perjalanan hidup saya di tanah rantau. Pada tahun 2006 saya memutuskan untuk kuliah di salah satu fakultas di Jawa Barat. Sebagai seorang anak yang baru pertama kali menginjakkan kaki di kota metropolitan tentunya sudah wajar untuk mengalami shok culture dengan lingkungan yg baru. Ada banyak hal yg berbeda dengan kehidupanku ketika di Pulau Sandelwood (Sumba). Kehidupan bermasyarakat sangat berbeda, kebanyakan orang-orang di perkotaan lebih mementingkan diri sendiri, kebisingan kota, kesibukan yg tiada hentinya, persaingan yg ketet. Demikian juga dengan makanan pun berbeda dan suasana yang sepih, adem, penuh dengan keciauan burung di pagi hari hanyalah kenangan ketika berada di Pulau Sumba. Namun itu tidak mematahkan semangat dan komitmenku untuk menuntut ilmu setinggi mungkin.
Kehidupan di kampus pun penuh dengan pergolakan, karena kami dikumpulkan di satu tempat untuk hidup bersama dengan anak-anak dari berbagai suku di Indonesia, ada yang dari Nias memiliki keunikan dan karakter tersendiri, demikian juga yg dari Batak, Jawa, Bali, Sunda, dan NTT. Namuni tempat inilah saya mengagumi Kebesaran Allah yg menciptakan berbagai jenis,suku, dan ras dengan kelebihan, keunikan dan kekurangan masing-masing. Perna suatu waktu saya mengalami konflik dengan seorang anak dari suku yg berbeda hanya krn perbedaan bahasa. Peristiwa ini mengingatkan saya tentang peristiwa di Babel ketika semua bangsa berpencar menurut bahasa masing-masing. Namun di balik dari suka duka yang saya alami selama perkuliahan, ada banyak hikma dan pelajaran hidup yg saya dapatkan. Di tempat itulah saya mengerti tentang arti sebuah kedisiplinan, walau pun kami tinggal di kota yang penuh dengan kekacauan namun kami dilatih untuk hidup disiplin. Di tempat ini juga saya mengerti bahwa kita diciptakan secara berbeda untuk saling melengkapi dan saling membutuhkan antara satu dengan yang lainnya. Hal terpenting yg saya peroleh di tempat ini adalah, betapa indahnya persekutuan dengan Tuhan, mengandalkan Tuhan dalam segala hal, mengutamakan Tuhan di atas segalanya. Kemerdekaan sejati hanyalah Ketika mengalami perjumpaan dengan Tuhan, dan mengabdikan diri sepenuhnya untuk melayani-Nya dan memberitakan Kasih-Nya. Saya perna berpikir bahwa menjalani rutinitas keagamaan seperti sebuah penjara, dan saya yakin masih banyak orang yg berpikir bhw kehidudpn beragama tidak mengalami kebebasan krn terikat olh aturan agama. Saya katakan itu benar, karena sebelum kita hidup dalam Kristus, mengerti ajaran dan larangan-larangannya maka kita dihantui oleh bayang-bayang maut. Namun berbahagialah mereka yg sungguh-sungguh percaya dan setia kepada Yesus Kristus, karena hanya orang yang beriman dan melakukan perintah-perinta serta menjauhi larangan Tuhan Yesus Kristus yg mengalami kemerdekaan sejati.
Walaupun saya mendapatkan pelajaran-pelejaran berharga seperti yg saya sdh uraikan di atas, namun sebagai manusia biasa saya mengalami masa-masa kelam bersama dengan seorang kekasih saya. Sebelum saya menceritakan tentang kisah kami, saya ingin menjelaskan tentang salah satu aturan dalam hal berpacaran di kampus kami. Setiap Mahasiswa boleh berpacaran setelah menjalani perkuliahan selama 3 tahun, dan wajib untuk melaporkan diri sebelum menjalani masa pacaran, demikian juga dengan waktu pertemuan hanya berlangsung selama 2 jam di setiap hari Kamis di tempat yg sudah di tentukan dan hanya diperbolehkan utk bertemu di sekitar area kampus. bagi setiap orang yang melanggar peraturan ini akan menerima ganjaran atau disiplin yg cukup keras. Saya bersyukur karena kekasih yg Tuhan kirimkan adalah seorang kekasih yg baik dan pengertian. Walaupun ia tidak sesempurna seperti apa yg saya harapkan (terpengaruh dunia dongeng) namun ia telah memberikan pelajaran yg berarti selama kami menjalani masa pacaran. Demikian juga saya sdh memberikan pelajaran yg berarti utknya, walaupun sebenarnya masih banyak hal diamana saya belum berhasil memberikan yg berarti.
Singkat cerita ketika Pertama kali saya mengutarakan Perasaan Cinta terhadapnya, saya masih mengingat kalimat ini yg merupakan jawabannya, "Berdoalah sungguh-sungguh kepada Tuhan, dan bertanyalah kepada-Nya, apakah kita diciptakan utk bersatu". Walaupun ini bukan jawaban yg saya harapkan, namun sya menghargainya karena memang seharusnya demikian. Sebelum setiap orang menyatakan Cinta kepada orang yg dicintainya, adalah keharusan untuk bertanya kepada Tuhan terlebih dahulu, karena Ia adalah pemilik Cinta sejati, dan Ia yg berdaulat atas hidup manusia. Saya teringat kisah Ishak ketika melamar Ribka, saya yakin bhw ia sdh terlebih dahulu berdoa dan terus berdoa utk Usaha Eliezer mencari seorang kekasih yg sepadan untuknya. Eliezer pun mendapatkan seorang kekasih yg dikenan oleh Tuhan utk Ishak.
Bulan Mei tahun 2010 kami berkomitmen utk menjalin hubungan yg serius yaitu berpacaran, dan sebagai mahasiswa yg baik kami harus melaporkan diri kepada "pihak yg berwajib" (hehehe, bkn kpd polisi). Hubungan kami direstui, dan kami mendapatkan hak istimewah yaitu tidak akan ada seorang pun yg akan memasukkan "lamaran" karena kami sdh dimeteraikan (emang surat?? hehehehe) sebagai pasangan kekasih dan kami pun tidak blh memasukkan "lamaran" kpd org lain selama menjalani masa pacaran. Harapn dari semua orang dan termasuk kami, hubungn ini berlanjut hingga ke jenjang pernikahan. Namun sebelum merasakan indahnya masa-masa pacaran yakni bercerita merajut masa depan, mendiskusikan hal-hal apa yg perlu dicapai dalm masa pacaran, kami pun harus berpisah karena alasan tugas, saya mendapatkan tugas di pulau Andalas dan dia pun harus pergi ke pulau Borneo. Kami harus berpisah selama setahun dan mungkin lebih dari itu. Ini adalah masa yg sulit karena kecanggihan teknologi yg kami harapkan utk tetp berkomunikasi ternyata tdk dapat diandalkan olh krena medan yg jauh dari signal, (kembali ke dunia primitif kali yeee??). Kisah yg kami alami hampir mirip dengan apa yg dialami oleh Romeo ketika harus menjalani hukuman dan berpisah dengan Juliet dalam beberapa tahun. Walaupun akhir dari kisah tokoh legendaris dari Verona ini berakhir dengan tragis, namun bukan itu yg kami harapkan. Kami mengharapkan suatu saat kami dipertemukan kembali utk melayani Tuhan dengan segenap kekuatan kami, dan terikat dalam dalam Ikatan pernikahan Kudus.
Wahai para sahabat yg terkasih, jika sahabat telah melanggar judul dari tulisan ini dan membacanya, saya tidak marah karena sebenarnya yg saya harapkan para sahabatku membaca serpihan kisah hidup saya ini dan mengenalku dari sekelumit tulisan ini, sehingga persahabatan di dunia maya ini penuh arti. Semoga tulisan ini memberkati para sahabat semuanya. Pesan saya, Jangan pernah lupakan kisah-kisah pahit manis, suka-duka,susah-senang,tawa dan tangismu dlm hidup ini karena apa yg kamu alami hari ini memiliki nilai yg berarti utk masa depanmu. Bukan suatu kebetulan setiap peristiwa kamu alami, karena kita tahu bahwa, "Allah turut bekerja dalam segala hal utk mendtngkn kebaikan yaitu bagi mereka yg mengasihi-Nya". AMIN
Ini adalah kisah perjalanan hidup saya di tanah rantau. Pada tahun 2006 saya memutuskan untuk kuliah di salah satu fakultas di Jawa Barat. Sebagai seorang anak yang baru pertama kali menginjakkan kaki di kota metropolitan tentunya sudah wajar untuk mengalami shok culture dengan lingkungan yg baru. Ada banyak hal yg berbeda dengan kehidupanku ketika di Pulau Sandelwood (Sumba). Kehidupan bermasyarakat sangat berbeda, kebanyakan orang-orang di perkotaan lebih mementingkan diri sendiri, kebisingan kota, kesibukan yg tiada hentinya, persaingan yg ketet. Demikian juga dengan makanan pun berbeda dan suasana yang sepih, adem, penuh dengan keciauan burung di pagi hari hanyalah kenangan ketika berada di Pulau Sumba. Namun itu tidak mematahkan semangat dan komitmenku untuk menuntut ilmu setinggi mungkin.
Kehidupan di kampus pun penuh dengan pergolakan, karena kami dikumpulkan di satu tempat untuk hidup bersama dengan anak-anak dari berbagai suku di Indonesia, ada yang dari Nias memiliki keunikan dan karakter tersendiri, demikian juga yg dari Batak, Jawa, Bali, Sunda, dan NTT. Namuni tempat inilah saya mengagumi Kebesaran Allah yg menciptakan berbagai jenis,suku, dan ras dengan kelebihan, keunikan dan kekurangan masing-masing. Perna suatu waktu saya mengalami konflik dengan seorang anak dari suku yg berbeda hanya krn perbedaan bahasa. Peristiwa ini mengingatkan saya tentang peristiwa di Babel ketika semua bangsa berpencar menurut bahasa masing-masing. Namun di balik dari suka duka yang saya alami selama perkuliahan, ada banyak hikma dan pelajaran hidup yg saya dapatkan. Di tempat itulah saya mengerti tentang arti sebuah kedisiplinan, walau pun kami tinggal di kota yang penuh dengan kekacauan namun kami dilatih untuk hidup disiplin. Di tempat ini juga saya mengerti bahwa kita diciptakan secara berbeda untuk saling melengkapi dan saling membutuhkan antara satu dengan yang lainnya. Hal terpenting yg saya peroleh di tempat ini adalah, betapa indahnya persekutuan dengan Tuhan, mengandalkan Tuhan dalam segala hal, mengutamakan Tuhan di atas segalanya. Kemerdekaan sejati hanyalah Ketika mengalami perjumpaan dengan Tuhan, dan mengabdikan diri sepenuhnya untuk melayani-Nya dan memberitakan Kasih-Nya. Saya perna berpikir bahwa menjalani rutinitas keagamaan seperti sebuah penjara, dan saya yakin masih banyak orang yg berpikir bhw kehidudpn beragama tidak mengalami kebebasan krn terikat olh aturan agama. Saya katakan itu benar, karena sebelum kita hidup dalam Kristus, mengerti ajaran dan larangan-larangannya maka kita dihantui oleh bayang-bayang maut. Namun berbahagialah mereka yg sungguh-sungguh percaya dan setia kepada Yesus Kristus, karena hanya orang yang beriman dan melakukan perintah-perinta serta menjauhi larangan Tuhan Yesus Kristus yg mengalami kemerdekaan sejati.
Walaupun saya mendapatkan pelajaran-pelejaran berharga seperti yg saya sdh uraikan di atas, namun sebagai manusia biasa saya mengalami masa-masa kelam bersama dengan seorang kekasih saya. Sebelum saya menceritakan tentang kisah kami, saya ingin menjelaskan tentang salah satu aturan dalam hal berpacaran di kampus kami. Setiap Mahasiswa boleh berpacaran setelah menjalani perkuliahan selama 3 tahun, dan wajib untuk melaporkan diri sebelum menjalani masa pacaran, demikian juga dengan waktu pertemuan hanya berlangsung selama 2 jam di setiap hari Kamis di tempat yg sudah di tentukan dan hanya diperbolehkan utk bertemu di sekitar area kampus. bagi setiap orang yang melanggar peraturan ini akan menerima ganjaran atau disiplin yg cukup keras. Saya bersyukur karena kekasih yg Tuhan kirimkan adalah seorang kekasih yg baik dan pengertian. Walaupun ia tidak sesempurna seperti apa yg saya harapkan (terpengaruh dunia dongeng) namun ia telah memberikan pelajaran yg berarti selama kami menjalani masa pacaran. Demikian juga saya sdh memberikan pelajaran yg berarti utknya, walaupun sebenarnya masih banyak hal diamana saya belum berhasil memberikan yg berarti.
Singkat cerita ketika Pertama kali saya mengutarakan Perasaan Cinta terhadapnya, saya masih mengingat kalimat ini yg merupakan jawabannya, "Berdoalah sungguh-sungguh kepada Tuhan, dan bertanyalah kepada-Nya, apakah kita diciptakan utk bersatu". Walaupun ini bukan jawaban yg saya harapkan, namun sya menghargainya karena memang seharusnya demikian. Sebelum setiap orang menyatakan Cinta kepada orang yg dicintainya, adalah keharusan untuk bertanya kepada Tuhan terlebih dahulu, karena Ia adalah pemilik Cinta sejati, dan Ia yg berdaulat atas hidup manusia. Saya teringat kisah Ishak ketika melamar Ribka, saya yakin bhw ia sdh terlebih dahulu berdoa dan terus berdoa utk Usaha Eliezer mencari seorang kekasih yg sepadan untuknya. Eliezer pun mendapatkan seorang kekasih yg dikenan oleh Tuhan utk Ishak.
Bulan Mei tahun 2010 kami berkomitmen utk menjalin hubungan yg serius yaitu berpacaran, dan sebagai mahasiswa yg baik kami harus melaporkan diri kepada "pihak yg berwajib" (hehehe, bkn kpd polisi). Hubungan kami direstui, dan kami mendapatkan hak istimewah yaitu tidak akan ada seorang pun yg akan memasukkan "lamaran" karena kami sdh dimeteraikan (emang surat?? hehehehe) sebagai pasangan kekasih dan kami pun tidak blh memasukkan "lamaran" kpd org lain selama menjalani masa pacaran. Harapn dari semua orang dan termasuk kami, hubungn ini berlanjut hingga ke jenjang pernikahan. Namun sebelum merasakan indahnya masa-masa pacaran yakni bercerita merajut masa depan, mendiskusikan hal-hal apa yg perlu dicapai dalm masa pacaran, kami pun harus berpisah karena alasan tugas, saya mendapatkan tugas di pulau Andalas dan dia pun harus pergi ke pulau Borneo. Kami harus berpisah selama setahun dan mungkin lebih dari itu. Ini adalah masa yg sulit karena kecanggihan teknologi yg kami harapkan utk tetp berkomunikasi ternyata tdk dapat diandalkan olh krena medan yg jauh dari signal, (kembali ke dunia primitif kali yeee??). Kisah yg kami alami hampir mirip dengan apa yg dialami oleh Romeo ketika harus menjalani hukuman dan berpisah dengan Juliet dalam beberapa tahun. Walaupun akhir dari kisah tokoh legendaris dari Verona ini berakhir dengan tragis, namun bukan itu yg kami harapkan. Kami mengharapkan suatu saat kami dipertemukan kembali utk melayani Tuhan dengan segenap kekuatan kami, dan terikat dalam dalam Ikatan pernikahan Kudus.
Wahai para sahabat yg terkasih, jika sahabat telah melanggar judul dari tulisan ini dan membacanya, saya tidak marah karena sebenarnya yg saya harapkan para sahabatku membaca serpihan kisah hidup saya ini dan mengenalku dari sekelumit tulisan ini, sehingga persahabatan di dunia maya ini penuh arti. Semoga tulisan ini memberkati para sahabat semuanya. Pesan saya, Jangan pernah lupakan kisah-kisah pahit manis, suka-duka,susah-senang,tawa dan tangismu dlm hidup ini karena apa yg kamu alami hari ini memiliki nilai yg berarti utk masa depanmu. Bukan suatu kebetulan setiap peristiwa kamu alami, karena kita tahu bahwa, "Allah turut bekerja dalam segala hal utk mendtngkn kebaikan yaitu bagi mereka yg mengasihi-Nya". AMIN
Comments