Joshua Phasa
"CICAK DAN MAKANAN" (Kisah Inspiratif)
DI suatu sore yg indah seorang petani terpaku berdiri menatap seekor cicak yg secara kebetulan menarik perhatiaannya. Seekor cicak berwarnah keabu-abuan terjepit di selah-selah sebuah tiang rumah dengan sebagian tubuhnya tertancap di dalam sebuah paku yg sdh berkarat. Tampaknya luka bekas paku pada tubuh cicak tersebut sdh pulih dan meninggalkan bekas dengan setitik lubang yg seukuran dengan paku yang tertancap di tubuh cicak yg malang itu. Sungguh ini pemandangan yg cukup menyedihkan ketika melihat binatang mungil ini harus tertancap paku tanpah bisa bergerak secara bebas utk menangkap nyamuk sebagai makanan favoritnya.
Pak petani cukup sedih namun pemandangan ini menyisahkan sebuah pertanyaan bagi pak petani tersebut, bagaimana caranya sang cicak malang ini bisa bertahan hidup dalam kondisi seperti itu? Ia pun terus memandangi cicak ini sambil mengawasi di sekitar tempat cicak tersebut. Tidak lama kemudian, seekor cicak yg lain datang secara perlahan-lahan mendekati si cicak malang itu dan melepaskan sesuatu dari mulutnya tepat di dekat cicak yg malang tersebut. Rupanya si cicak pendatang baru inilah yg setia membawakan makanan utk sang cicak yg malang itu sehingga ia dapat bertahan hidup hingga luka di badannya pulih. Tak terasa mata pak tani ini pun berkaca-kaca menatap pemandangan yg luar biasa ini. Ia terpukul memikirkan nasibnya yg selama ini sangat lamban dlm membantu sesamanya yg membutuhkan bantuannya. Namun dari kisah ini ia pun sadar bhw ada bnyk org yg membutuhkan bantuannya utk bertahan hidup.
Hmmmm, sungguh kisah yg mengharukan, si cicak binatang mungil yg sering merayap di atas plafon rumahku, memberikan banyak pelajaran berharga kepada manusia yg berakal budi. Bagaimana tidak si mungil ini sdh mengajarkan tentang arti hidup tolong menolong antara sesama cicak, dengan naluri cicak ia bisa mengerti bahwa sobatnya membutuhkan bantuannya utk mendapatkan makanan, adakah ia memiliki akal sehat spt yg dimiliki manusia sehingga melakukan perbuatan terpuji ini? Sungguh ironis jika membandingkan kehidupan manusia abad sekarang yg penuh dengan keegoisan dan individulistis.
Transformasi budaya telah terjadi dalam segalah aspek kehidupan manusia. Dahulu budaya tolong menolong menjadi budaya bangsa ini, kita dikenal dengan budaya gotong royong, namun kini kebiasaan ini hanya didapati di beberapa tempat tertentu di negeri ini. Akankah budaya gotong royong menjadi sebuah dongeng bagi anak cucu di kemudian hari? Dahulu kala membantu sesama yg memerlukan makanan adalah sebuah kebiasaan, namun saat ini memberikan sebungkus nasi kepada seseorang yg membutuhkan, dianggap luar biasa atau karena ada 'sesuatu'. Dahulu kala, nasi sepiring bisa berdua atau bertiga, namun kini, nasi sepiring atau dua piring belum cukup untk satu orang maka ia mengambil nasi orang lainnya. Kisah di atas sangat cocok utk dipelajari dan didengung-dengungkan ke telingah para Koruptor dan para Kapitalis yg tega mengambil nasi dan piring nasi orang lain yg membutuhkan makanan. Tidak tertutup kemungkinan kisah sang cicak ini berguna utk saya, untuk teman-temanku di FB yg membaca sekelumit kisah cicak yg malang dan si cicak berhati luhur ini.
DI suatu sore yg indah seorang petani terpaku berdiri menatap seekor cicak yg secara kebetulan menarik perhatiaannya. Seekor cicak berwarnah keabu-abuan terjepit di selah-selah sebuah tiang rumah dengan sebagian tubuhnya tertancap di dalam sebuah paku yg sdh berkarat. Tampaknya luka bekas paku pada tubuh cicak tersebut sdh pulih dan meninggalkan bekas dengan setitik lubang yg seukuran dengan paku yang tertancap di tubuh cicak yg malang itu. Sungguh ini pemandangan yg cukup menyedihkan ketika melihat binatang mungil ini harus tertancap paku tanpah bisa bergerak secara bebas utk menangkap nyamuk sebagai makanan favoritnya.
Pak petani cukup sedih namun pemandangan ini menyisahkan sebuah pertanyaan bagi pak petani tersebut, bagaimana caranya sang cicak malang ini bisa bertahan hidup dalam kondisi seperti itu? Ia pun terus memandangi cicak ini sambil mengawasi di sekitar tempat cicak tersebut. Tidak lama kemudian, seekor cicak yg lain datang secara perlahan-lahan mendekati si cicak malang itu dan melepaskan sesuatu dari mulutnya tepat di dekat cicak yg malang tersebut. Rupanya si cicak pendatang baru inilah yg setia membawakan makanan utk sang cicak yg malang itu sehingga ia dapat bertahan hidup hingga luka di badannya pulih. Tak terasa mata pak tani ini pun berkaca-kaca menatap pemandangan yg luar biasa ini. Ia terpukul memikirkan nasibnya yg selama ini sangat lamban dlm membantu sesamanya yg membutuhkan bantuannya. Namun dari kisah ini ia pun sadar bhw ada bnyk org yg membutuhkan bantuannya utk bertahan hidup.
Hmmmm, sungguh kisah yg mengharukan, si cicak binatang mungil yg sering merayap di atas plafon rumahku, memberikan banyak pelajaran berharga kepada manusia yg berakal budi. Bagaimana tidak si mungil ini sdh mengajarkan tentang arti hidup tolong menolong antara sesama cicak, dengan naluri cicak ia bisa mengerti bahwa sobatnya membutuhkan bantuannya utk mendapatkan makanan, adakah ia memiliki akal sehat spt yg dimiliki manusia sehingga melakukan perbuatan terpuji ini? Sungguh ironis jika membandingkan kehidupan manusia abad sekarang yg penuh dengan keegoisan dan individulistis.
Transformasi budaya telah terjadi dalam segalah aspek kehidupan manusia. Dahulu budaya tolong menolong menjadi budaya bangsa ini, kita dikenal dengan budaya gotong royong, namun kini kebiasaan ini hanya didapati di beberapa tempat tertentu di negeri ini. Akankah budaya gotong royong menjadi sebuah dongeng bagi anak cucu di kemudian hari? Dahulu kala membantu sesama yg memerlukan makanan adalah sebuah kebiasaan, namun saat ini memberikan sebungkus nasi kepada seseorang yg membutuhkan, dianggap luar biasa atau karena ada 'sesuatu'. Dahulu kala, nasi sepiring bisa berdua atau bertiga, namun kini, nasi sepiring atau dua piring belum cukup untk satu orang maka ia mengambil nasi orang lainnya. Kisah di atas sangat cocok utk dipelajari dan didengung-dengungkan ke telingah para Koruptor dan para Kapitalis yg tega mengambil nasi dan piring nasi orang lain yg membutuhkan makanan. Tidak tertutup kemungkinan kisah sang cicak ini berguna utk saya, untuk teman-temanku di FB yg membaca sekelumit kisah cicak yg malang dan si cicak berhati luhur ini.
Comments