"Sio Mama di Lintas Sumatera"

Joshua Phasa

                Sebuah perjalanan Panjang dari Bengkulu ke Jakarta, saya telah tempuh dengan hati yang gembira dan perasaan yang puas, oleh karena pilihan untuk jalan darat ini tidak mengecewakan seperti. Pemandangan sepanjang pesisir Lampung Barat menyuguhkan pemandangan panorama laut yang indah dan tebing-tebing yang menjulang tinggi menambah suasana perjalanan semakin menarik. Deburan ombak sepanjang malam membuatku terus terjaga menikmati malam yang panjang bersama para penumpang Travel SAN lainnya.
Tepat 3 Maret 2012, jam 19. 30, kami berangkat dari Bengkulu dengan rute Bengkulu-Kaur-Manna, dan Lampung Barat. Rute ini cukup singkat untuk sebuah perjalanan menuju Pulau Jawa. Tepat jam 2 pagi, kami telah tiba di penyebrangan Bakahauni, dan selanjutnya menuju Merak.

               Walaupun perjalanan ini cukup melelahkan namun, semuanya menjadi hilang mengingat niat hati yang tulus datang ke Jakarta untuk berjumpah dengan seorang malaikat kecil yang Tuhan kirimkan. Selain itu, bertepatan pula saudara bapak saya, dan saya sudah menganggapnya sebagai bapak saya sendiri sedang berada di Rumah Sakit untuk perawatan oleh karena beliau sakit. Jadi dua tujuan ini membuatku memutuskan untuk menggunakan masa cuti saya selama 15 hari untuk berjumpah dengan mereka. Oleh niat tulus inilah yang membuat rasa penat dan capek oleh perjalanan panjang itu tidak terasa.

              Oh ya, selama perjalanan ada beberapa kisah menarik yang saya lihat, yakni deretan rumah-rumah sepanjang Kabupaten Kaur dan Manna memiliki corak dan bentuk yang hampir sama, yakni dengan model rumah yang memanjang ke belakang dengan satu pintu bagian samping. Hampir sepanjang perjalanan saya menemukan model-model rumah yang sama, serta aktifitas warga yang sama. Setalah memasuki wilayah Lampung, saya baru menemukan corak dan bentuk rumah yang berbeda dan bervariasi satu dengan yang lainnya. Sepanjang pesisir Lampung Barat dipadati oleh jejeran pohon kelapa yang ditanam di sepanjang pinggiran pantai. Sepertinya ini adalah komodoti utama di kabupaten ini. Saya menemukan perbedaan dengan wilayah Bengkulu yang memiliki komoditi utama yaitu karet dan kelapa sawit.


             Hal menarik lainnya adalah, perjalanan kami diiringi oleh alunan musik dan lagu-lagu daerah, namun ada satu lagu daerah yang menurutku sedikit janggal untuk diputarkan di perlintasan Sumatera, yaitu lagu "Sio Mama". Lagu ini membuatku terharu, memikirkan keberadaan diriku yang nun jauh dari handai taulan di Pulau Sandelwood, Sumba. Lagu ini juga menambah kerinduanku terhadap keluargaku yang berada disana, namun di lain sisi lagu ini juga menghiburku karena di Sumatera ada juga yang meminati lagu-lagu dari Indonesia Timur. Selain itu, lagu ini juga mengingatkanku tentang Sang Kekasihku yang berada di Ambon. Oleh karena kerinduanku untuk berjumpah dengannyalah sehingga saya relah menempuh perjalanan ini. Saya akan menyimpan beberapa kisah perjalananku untuk menceritakan kepadanya secara langsung. Beberapa hari lagi kami akan berjumpah, dan ini adalah saat-saat yang cukup menegangkan bagiku. Nantikan kisah kami setelah perjumpaan kami nanti ya! Da....aaa.. Good Bye....bye...!!!

Comments

Popular posts from this blog

Apa itu N1, N2, N3, PM1?

Kumpulan Renungan Pribadi dlm Kitab Mazmur

WASPADAH TERHADAP SIKAP HIDUP AHLI TAURAT